ACCC CONDUCTOR DESIGN

ACCC CONDUCTOR DESIGN   PART 01

Untuk men design konduktor ACCC tidaklah mudah. Membutuhkan perhitungan yang akurat. Khususnya untuk design wire Trapezoidal yang berbentuk mirip trapesium ini. Mulai tahun 2010 di Indonesia, konduktor ini sudah mulai di lirik oleh PT.PLN (Indonesian Power Grid), dan beberapa Cable Manufacturer di Indonesia.

Terbukti, mulai Tahun 2013 sampai dengan sekarang tahun 2017, Installasi ACCC/TW Conductor ini sudah dilakukan. Bahkan pada tahun 2015 dan 2016, hingga 2017 semakin gencar dilakukan rekonduktoring dengan konduktor ACCC ini. Tercatat, sudah 15.000 km lebih terpasang di Indonesia. Terbanyak adalah di Sumatera, Aceh, Kalimantan, lalu tersebar pula di Bandung, Jakarta, dan beberapa di daerah lain. Di dunia, ACCC sudah dipasang di China, Rusia, Vietnam, Nigeria, USA, Jepang, Malaysia, India etc.

Mengapa konduktor ini menjadi menarik untuk dipakai ?

Karena ada beberapa keunggulan yang ada pada konduktor tersebut. Sebagai konduktor HTLS atau HCLS (lihat keterangannnya disini). Mempunyai beberapa keunggulan seperti Sagging rendah (Low Sag), Tahan Suhu Panas, Tensile Strength / Breaking Load tinggi, Mampu menghantarkan Ampere yang sangat tinggi 2x lipat dari ACSR biasa, Filling Factor tinggi (padat), Rendah Emisi, Conductivity Wire tinggi, Tidak perlu membuat tower baru jika akan Rekonduktoring dan lain sebagainya…..(lebih dalam, lihat disini). Kecepatan dalam installasi tanpa harus membuang biaya pembuatan tower baru pada akhirnya menjadi alasan kuat mengapa konduktor ACCC laris manis (read : rapid growth).

Salah satu kontribusi atau penyumbang sukses nya pemasangan dan pembuatan konduktor ACCC di Indonesia adalah PT.KMI Wire And Cable Tbk (dahulu : Kabelmetal, GT Kabel Indonesia). PT KMI adalah pabrik kabel 3 besar, dan mungkin akan menjadi urutan no. 1 di di Indonsia karena pesatnya pengembangan dan ekspansi pabrik yang cepat. Lisensi pembuatan konduktor didapat dari CTC GLOBAL, produsen Composite Core yang berfungsi sebagai penggantung yang berada pada inti konduktor (pengganti Steel Strand).

Baiklah mari kita kembali untuk melihat secara umum mengenai ACCC Design sebagai berikut :

CONDUCTOR SIZES

Sebelum anda mulai mendesign, tentu anda perlu untuk mengetahui ukuran/Size konduktor terlebih dahulu. Nama nama size nya cukup unik, yaitu diambil dari nama kota negara seperti LISBON, AMSTERDAM, HAMBURG, HELSINKI, WARSAW, DUBLIN, PRAGUE etc.

Masing masing mempunyai ukuran dalam luasan penampang dalam mm2 atau inchi (in2)

Berikut adalah gambaran dari Size tersebut :

Anda bisa mendownload dalam free PDF files kami

Data tentang Mechanical & Electrial Properties serta Conductor Performance, juga tentang data Composte Core sangat penting untuk di evaluasi dahulu.

TRAPEZOIDAL WIRE DESIGN

Setelah mendapatkan size konduktor, barulah dapat membuat bentuk kawat Trapezoidal.

Bagian ini cukup sulit karena anda perlu menyesuaian bentuk dan susunan TRAPEZOIDAL WIRE sedemikian sehingga nantinya akan memenuhi target spec (standard) dari konduktor seperti pada tabel size di atas. Seperti berat konduktor, tahanan konduktor, Breaking load etc., yang harus tercapai. Hal tersebut akan berhasil jika Design Wire Trapezoidal cukup akurat.

Beberapa cara untuk mendesign adalah bisa menggunakan perhitungan manual,  atau dengan menggunakan Software, dan digabungkan dengan simulasi pada AUTOCAD (Program Gambar). Akan lebih bagus lagi jika menggunakan SOLID WORK.

Berikut adalah contoh gambaran dari cara design wire Trapezoidal :

Dari hasil design secara teoritis, perlu dilakukan ujicoba atau Experiment membuat secara nyata pada proses Drawing (penarikan kawat). Dari hasil experiment / trial, anda mungkin perlu untuk mengevaluasi hasilnya mulai dari Dimensi kawat serta Mechanical & Electrical properties yang dihasilkan.

Saat proses drawing pun tidak kalah sulitnya, perlu keahlian dan tools khusus sehingga dimensi yang dihasilkan bisa akurat mendekati target design sebelumnya.

Dari hasil design individual wire, maka dapat disimulasikan menjadi satu konduktor penuh sesuai konstruksi yang diinginkan atau sesuai standard yang berlaku :

Untuk lebih meyakinkan kembali, anda perlu mensimulasikannya kembali dengan bentuk 3 D sebagai berikut :

Cek juga kerapatan antar  wire dan kerapatan dengan  Composte Core :

Anda perlu memperhatikan dengan seksama dan teliti. Karena hal ini akan mentukan kualitas dari konduktor ACCC yang akan dibuat.

IMPORTANT FACTORS

Beberapa faktor penting yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut :

  1. Sudut wire / wire angle
  2. Lay length design (panjang pilinan)
  3. Radius
  4. Corner Radius
  5. Wire Individual Area and Weight
  6. Clearence (tolerance)
  7. Tinggi / Height & Width /lebar
  8. Wire Construction (jumlah susunan kawat)
  9. Wire Tensile Strength & Breaking Load
  10. Wire Conductivity
  11. Wire Elongation
  12. Wire Surface (smooth)

Design Trapezoidal Wire yang baik akan menghasilkan konduktor yang rapat, kencang dan diameter konduktor yang bulat.

Sebaliknya, jika design wire tidak akurat, maka potensi yang akan terjadi pada konduktor adalah diameter yang tidak bulat (oval) dan longgar.

RESUME

ACCC DESIGN dimulai dengan akurasi pada design TRAPEZOIDAL WIRE secara teoritis. Simulasi perlu dilakukan terlebih dahulu untuk memastikan kesesuaiannya sebelum dilakukan proses produksi.

Trial dan Error serta Evaluasi mungkin diperlukan untuk mendapatkan hasil yang benar benar sempurna.

Ini barulah proses design secara teoritis. Anda akan menempuh langkah selanjutnya yaitu mewujudkan atau mengaplikasikan melalui proses Drawing (penarikan kawat). Tentunya harus dipastikan agar dapat sebisa mungkin mendekati dengan design yang sudah anda buat sebelumnya.

Baca lebih lanjut di ACCC CONDUCTOR DESIGN di PART 02 berikutnya

or see the ACCC Design in our  PRODUCT LIST ….

Jika anda ingin bertanya lebih lanjut silahkan hubungi kami atau tulis pada form SEND A MESSAGE

Keep in touch, Thank you….

Read Also : HTLS Conductor Comparison with CCP Software

 

KONDUKTOR ACCC/TW (Aluminum Conductor with Composite Core / Trapezoidal Wire)

KONDUKTOR ACCC/TW

(Aluminum Conductor with Composite Core /  Trapezoidal Wire)

Part 01 – ILMUKABEL.COM

Welcome back…salam “Power”…!!!

ACCC CONDUCTOR

Kali ini saya akan memaparkan tentang “smart” konduktor bernama ACCC/TW , sebuah hasil improvement dari konduktor  konvensional ACSR (Aluminum Conductor Steel Reinforced).  Kedua konduktor ini adalah termasuk keluarga “konduktor telanjang” (awas, jangan ‘piktor’ = pikiran kotor), atau diistilahkan “Bare Conductor” yang dipasang di udara melalui rangka – rangka tiang/tower yang sering kita lihat di jalanan, pegunungan, bahkan menyeberangi sungai dll.

Lisensi konduktor ini berasal dari USA, yaitu dari CTC Cable sebagai produsen Composite core. Sedangkan cable manufacturer konduktor nya dipilih/ditunjuk di beberapa negara di dunia dengan lisensi langsung dari CTC. Setahu saya salah satunya ada di Indonesia lho…..yaitu KMI Wire and Cable Tbk di daerah Cakung, Bekasi, atau terkenal dengan brand nya KABELMETAL.

Gambar 01 ( kiri : ACCC/TW & kanan : ACSR )

accc kmi produk

 

 

ACCC 3D 01penampang ACSR

 

 

 

So …..Apa sih perbedaan yang mencolok antara keduanya ?

ACCC/TW adalah konduktor dengan bahan penghantar listrik dari Aluminium murni (AAC) yang diperkuat pada titik tengah/center nya dengan menggunakan Composite Core sebagai penggantungnya dan pada ACSR menggunakan steel strand sebagai penggantungnya/penguat.

Selain itu ACCC/TW dapat menghantarkan listrik/arus sampai 2x lipat dari ACSR dengan ukuran/size konduktor yang sama (misal ACSR size 240 mm2) dan “andongan”/Sagging yang kecil dibanding ACSR (andongan/sagging = jika kita lihat di tower, konduktor melengkung ke arah bawah sepanjang jarak tower satu dengan yang lain).

Apa saja yang menjadi keunggulan konduktor ACCC/TW ini ?

Keunggulan pertama adalah dapat meningkatkan daya hantar arus yang lebih besar dengan tetap mempertahankan ukuran/size konduktor yang relatif sama dengan ACSR tsb.

Gambar 02 (luasan penampang/filling factor)

ACCC 3D Penampang

      ACCC 3D 01

Mari kita lihat dengan seksama gbr di atas….

Pada gbr ACSR sangat jelas sekali terdapat celah2 kosong diantara susunan kawat – kawatnya.

Bandingkan dengan gbr ACCC/TW, dengan bentuk kawat seperti trapesium (trapezoidal), celah kosong dapat terisi dengan baik. Celah kosong yang terisi itu tentu saja akan menambah luasan penampang dari konduktor tersebut tanpa harus merubah diameter konduktor nya (ie. Diameter konduktor tetap). Otomatis, semakin besar luasan penampangnya, tahanan konduktor pasti akan lebih kecil (lebih baik) dan arus listrik akan mengalir lebih besar. Keadaan di atas biasa disebut “Filling Factor” atau Tingkat Pengisian Material (ie. Aluminum).

Umumnya type konduktor Round (RM) seperti ACSR mempunyai filling factor antara 80 – 85 %

Sedangkan ACCC/TW, dapat mencapai 93 – 94 %. Ini artinya hanya tersisa 6 – 7% ruang kosong/celah dari keseluruhan penampang konduktor (100% – 94% = 6%). Pada ACSR, cukup banyak ruang kosong yaitu sebesar 15% -20%%.

Keunggulan yang kedua adalah tingkat “andongan” / “sagging”  yang kecil dibandingkan dengan ACSR.

Saat ACSR diberi beban arus listrik yang besar, maka akan timbul panas yang menyebar keseluruh kawat dan penggantungnya (steel strand). Dalam kurun waktu tertentu, karena faktor pemuluran/elongasi kawat aluminum dan steel strand, ditambah berat konduktor itu sendiri, maka berangsur angsur konduktor akan membentuk andongan/melengkung ke arah bawah.

Untuk mengatasinya, maka pada ACCC/TW, dibuatlah bahan pengganti steel strand tsb. dengan menggunakan material Composite. Composite yang mempunyai bahan dasar karbon ini mempunyai berat yang lebih ringan , kekuatan tarik lebih besar dari steel strand, serta tingkat pemuluran yang kecil, ditambah ketahanannya terhadap suhu tinggi.

Composite Core

Thanks to : Electric Power Research Institute

Berikut adalah salah satu contoh ACCC Composite Core (CTC Global) yang masih dalam kemasan drum/haspel. Traversing (gulungan) cukup rapi, terdapat nomor dan tahun pembuatan sebagai identitas (berupa printing) pada core tersebut. (click picture to read more about Composite core)

ACCC_CORE_DRUM

Dengan sifat Composite seperti itu, maka andongan/sagging jelas lebih kecil dibandingkan ACSR. Sebagai ilustrasi, berikut adalah gambarannya :

sag jpg

Hal ini penting, mengingat area bebas dari tanah ke konduktor atau bangunan dll. menjadi salah satu syarat dalam instalasinya.

SAG CALCULATION (PERHITUNGAN ANDONGAN)

Watch the video (ACCC LISBON SAG Vs ACSR conductor)

Untuk keunggulan berikutnya akan saya bahas di part 2…..

“So….mana yang lebih baik mas bro…..ACSR atau ACCC/TW ? “

Jangan dijawab dulu sebelum lihat kelanjutannya….

see also our Free Electrical Software or Free Pdf files

 

next_003

ACCC Conductor Comparison

Thanks….

 

 

(PART 5) SIMPAN UANG ANDA dengan REKONDUKTORING ACCC (Tanpa Tower Baru)

ILMUKABEL.COM – Keunggulan ACCC/TW terakhir yang saya bahas disini adalah bagaimana konduktor ini ternyata mampu menangani berbagai masalah pelik, rumit dan tak jarang menjadi berkepanjangan di tanah air kita yang tercinta ini, atau mungkin di semua negara.

Bayangkan, biaya untuk satu jaringan SUTET (Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi) PT. PLN (Perusahaan Listrik Negara) membutuhkan dana Rp. 20 miliar (baca beritanya disini).  Pembebasan lahan baru sering menemui jalan buntu, masyarakat sekitar ingin mendapat harga tanah yang tinggi, hampir diluar akal (lihat disini) . Sedangkan PLN tentunya mempunyai keterbatasan dana. Demo warga pun  sering membuat pening pejabat PLN, isu radiasi menjadi pemicu konflik ini, ditambah para provokator yang mengambil kesempatan dalam kesempitan untuk mendapatkan uang. Tak heran, proyek pembangunan menjadi terbengkalai dalam hitungan bulan hingga tahunan (Hhmmm….).

But don’t worry sobat…..berbagai masalah di atas sudah dapat diatasi dengan memakai konduktor ACCC/TW ini. Begini ceritanya…..

Masih ingat pembahasan keunggulan ACCC – HCLS yang mempunyai Current Carrying Capacity 2x lipat dari ACSR konvensional di PART 4 ? (sebaiknya cek dulu sebentar). Karena ACCC mampu menghantarkan arus lebih besar, meski dengan luas penampang dan berat konduktor yang relatif sama (bahkan lebih rendah sedikit), maka memungkinkan penggantian konduktor ACSR yang lama dengan konduktor ACCC (misal : ACSR 240 bisa diganti dengan ACCC Lisbon). Penggantian konduktor dengan memanfaatkan tower yang ada, biasa disebut REKONDUKTORING / RECONDUCTORING.

Berikut salah satu contoh rekonduktoring ACCC/TW LISBON di line transmisi 132 Kv di Gujarat, India.

ACCC STRINGING

Thanks to : Mr. Richard Sachs for STERLITE

Langkah pertama adalah menarik konduktor existing (ACSR), lalu diikuti dengan penyambungan konduktor ACCC secara bersamaan. Meski prinsip kerjanya mirip dengan pemasangan ACSR, namun tetap diperlukan training khusus dalam pemasangannya. Salah satu training yang pernah saya ikuti adalah training tentang DEAD END and SPLICES INSTALLER.

SERTIFIKAT CTC OK

Didalamnya dibahas bagaimana teknik pemasangan konduktor/jointing pada Dead End, ukurannya, jenis Tensioner/Bullwheel, ukuran roller, collet, sudut penarikan, teknik press hidrolik dan sebagainya. Installer harus mempunyai serfikat ini. (Prinsip kerja, aksesoris dan perlengkapan rekonduktoring mungkin akan di bahas dilain waktu). Note : CTC Corp. sekarang berubah menjadi CTC Global.

Di Indonesia sendiri (PT.PLN) sudah banyak melakukan rekonduktoring ACCC/TW ini, misalnya saja rekonduktoring ACCC di kota Tangerang, dan di Cigereleng, Bandung keduanya sudah berhasil di energized.

Dua gambar di bawah adalah contoh rekonduktoring selain ACCC/TW, hanya untuk lebih memperjelas saja view/landscape antara tower, posisi Bullwheel, dan konduktor pada haspel/drum

            rekond 2_1080com EDIT OK     ilmukabel bullwheel 1080.com

Thanks to : 1080.com, NES & Tesmec.com

Penghematan biaya dari sistem rekonduktoring di atas, jelas berdampak sangat signifikan. Menurut Reinaldi (PT. PLN Sumetera), Cost untuk satu tower pada Transmission Line 150 Kv,adalah seharga kurang lebih 10.000 USD (sudah termasuk material tower dan service of construction cost, namun belum termasuk biaya area tower). Sehingga jika pembuatan tower baru dapat dihindari, cost di atas dapat dialihkan untuk biaya yang lain. Jika misalnya penghematan tersebut dikali 1719 tower seperti seperti gambar di bawah..?? (click untuk memperjelas gambar)

BIAYA TOWER EDIT OK

Ketepatan waktu pelaksanaan instalasi dapat lebih tercapai karena tidak terganggu oleh ijin lahan dan pada akhirnya masyarakat dapat lebih cepat mendapatkan sarana listrik yang lebih memadai.

ACCC_CAPSTAN_ILMUKABEL

Penghematan biaya dapat terasa pula dari sisi konsumsi pemakaian sumber daya energi yang dipakai untuk menghasilkan listrik (contoh di Provinsi Sumatera). Dengan konsumsi energi yang sama dengan ACSR, maka ACCC akan menghasilkan keluaran energi 2 kali lipat, sehingga bisa lebih berhemat. Minyak, Coal, Gas paling banyak digunakan, dan harganya sangat mahal.

peta energi

Dari apa yang sudah dibahas tentang keunggulan – keunggulan konduktor ACCC/TW  mulai dari PART 1 sampai dengan PART 5 ini, dapatlah kita ambil kesimpulan bahwa performa ACCC memang lebih baik dari ACSR konvensional, bagaimana menurut anda ?

Rekonduktoring merupakan pilihan terbaik yang bisa dilakukan, demi untuk mempercepat ketersediaan kebutuhan energi listrik yang memadai. Saat ini, Indonesia dengan program 35000 Mega Watt nya merupakan lahan subur bagi industri kabel, kontraktor, atau investor lain untuk segera menyambutnya…..

Get the ACCC INSTALL GUIDE on google play (stringing and installation)

ACCC INSTALL GUIDE

Nantikan topik menarik lainnya di .….ilmukabel logo

Salam Power……!!!

(PART 4) ACCC/TW CONDUCTOR HCLS (HIGH CAPACITY – LOW SAG), is it true ?

ACCC CONDUCTOR (HTLS/HCLS)

ILMUKABEL.COM – Setelah kita melihat gambaran umum tentang konduktor ACCC/TW di PART 1, dan beberapa keunggulannya di PART 2 serta pembahasan tentang High Temperature – Low Sag di PART 3, kini akan diulas mengenai keunggulannya yang utama, yaitu kemampuannya dalam menghantarkan arus yang lebih besar (High Current) dibandingkan konduktor ACSR konvensional.

Istilah yang lebih dikenal adalah Current Rating atau Current Carrying Capacity, (diukur dengan satuan Ampere), yaitu jumlah arus listrik maksimal yang dapat diteruskan oleh konduktor sebelum terjadi kerusakan permanen mekanis maupun elektris pada konduktor tersebut. Material konduktor, luas penampang (size), tahanan konduktor serta suhu lingkungan tentu saja sangat berpengaruh. Bahaya kebakaran bisa saja terjadi jika konduktor dipaksa melebihi batas kemampuannya.

Lalu mengapa konduktor ACCC/TW juga dapat dikategorikan sebagai konduktor yang mampu menghantarkan arus lebih besar (HIGH CAPACITY) ?. Seperti sudah disinggung di PART 1, bahwa dengan konstruksi kawatnya yang berbentuk trapezoidal, menjadikan adanya penambahan luas penampang konduktor secara keseluruhan, relatif tanpa adanya penambahan diameter konduktor, ditambah dengan nilai conductivity kawat minimal 63%, menjadikan tahanan konduktor menjadi lebih rendah, dengan demikian arus yang mampu diteruskan pun akan lebih besar.

Berikut adalah gambaran perbandingan ACCC/TW dengan ACSR konvensional yang sudah dipasang PT.PLN di wilayah Provinsi Sumatera, Indonesia sebagai berikut:

Tabel Rekonduktoring 1

Thanks to : Mr. Donny Rinaeldi, PT. PLN – P3B Sumatera, at Asian Clean Energy Forum, June 16, 2015 Manilla – Phillipines

 Dapat dilihat di atas, beban arus yang pernah dicoba pada tiga line transmisi menggunakan ACSR sebelum rekonduktoring adalah dikisaran 450 – 580 Ampere. Sedangkan setelah di ganti dengan ACCC/TW arus yang dibebankan dapat meningkat dari 750 A, sampai dengan 965 Ampere di transmisi 150 kv Kota Bumi – Bukit Kemuning. Current Carrying Capacity yang sebesar itu mampu menghasilkan penambahan energi 52 MW, yaitu dari posisi sebelumnya 78.3 MW (580 Ampere) menjadi 130.3 MW (965 Ampere). Sehingga kekurangan pasokan energi yang kerap kali terjadi di Sumetera ini dapat terbantu dengan adanya penambahan tersebut.

ACCC CONDUCTOR CURRENT TEST

Berikut adalah salah satu contoh pengetesan arus pada accc :

Seiring dengan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listirik 2015 – 2024, PT. PLN danPemerintah dalam pemenuhan ketersediaan listrik 35000 Mega Watt di Indonesia, maka keunggulan dari konduktor ACCC/TW ini layak dipertimbangkan.

Berikut ini adalah salah satu bukti keseriusan pemerintah dalam merealisasikannya, yaitu dengan memasang konduktor ACCC/TW di beberapa wilayah, terutama di wilayah yang memang sudah sangat memerlukan penambahan energi listrik, sebagai berikut :

Tabel 2 Rekonduktoring

Thanks to : Mr. Donny Rinaeldi, PT. PLN – P3B Sumatera, at Asian Clean Energy Forum, June 16, 2015 Manilla – Phillipines

Tak heran jika beberapa pabrikan listrik besar di Indonesia saling “berebut” untuk mendapatkan pangsa pasar di sektor ini. (lihat juga contoh foto pemasangan/re-conductoring di PART 3).

ACCC_ilmukabel

Kuat hantar arus yang besar, sekali lagi menjadi alasan mengapa ACCC/TW ini dibutuhkan. Jika kita lihat pada tabel di atas No. 1, ACSR Hawk dengan Current Rating hanya ± 451 A diganti dengan ACCC/TW Lisbon dengan kemampuan Current Carrying sebesar 1250 A. Kemudian No.2, ACSR Zebra (± 636 A) diganti dengan Dublin (1756 A).

Tidak tanggung – tanggung, di No.26 ACSR Zebra yang cukup dengan Dublin (1756 A), ternyata dicoba dinaikkan kembali hingga 1806 A dengan mamakai Hamburg. “Woow….masih penasaran juga ya ‘PLN’…ha ha ha…..” (good luck…)

(note : perhitungan Current Carrying Capacity bisa sedikit berbeda tergantung suhu ambient, kecepatan angin, kemampuan peneyerapan panas dari lingkungan terhadap konduktor, emissivity, conductivity, etc.)

Nantikan ulasan yang tak kalah pentingnya di PART 5 selanjutnya….Thank you…Salam POWER…!!!

 

  

 

 

KONDUKTOR ACCC/TW (Aluminum Conductor with Composite Core / Trapezoidal Wire)

KONDUKTOR ACCC/TW

(Aluminum Conductor with Composite Core /  Trapezoidal Wire)

Part 01

Welcome back…salam “Power”…!!!

Kali ini saya akan memaparkan tentang “smart” konduktor bernama ACCC/TW , sebuah hasil improvement dari konduktor  konvensional ACSR (Aluminum Conductor Steel Reinforced).  Kedua konduktor ini adalah termasuk keluarga “konduktor telanjang” (awas, jangan ‘piktor’ = pikiran kotor), atau diistilahkan “Bare Conductor” yang dipasang di udara melalui rangka – rangka tiang/tower yang sering kita lihat di jalanan, pegunungan, bahkan menyeberangi sungai dll.

Lisensi konduktor ini berasal dari USA, yaitu dari CTC Cable sebagai produsen Composite core. Sedangkan cable manufacturer konduktor nya dipilih/ditunjuk di beberapa negara di dunia dengan lisensi langsung dari CTC. Setahu saya salah satunya ada di Indonesia lho…..yaitu KMI Wire and Cable Tbk di daerah Cakung, Bekasi, atau terkenal dengan brand nya KABELMETAL.

Gambar 01 ( kiri : ACCC/TW & kanan : ACSR )

accc kmi produk

 

 

ACCC 3D 01penampang ACSR

 

 

 

So …..Apa sih perbedaan yang mencolok antara keduanya ?

ACCC/TW adalah konduktor dengan bahan penghantar listrik dari Aluminium murni (AAC) yang diperkuat pada titik tengah/center nya dengan menggunakan Composite Core sebagai penggantungnya dan pada ACSR menggunakan steel strand sebagai penggantungnya/penguat.

Selain itu ACCC/TW dapat menghantarkan listrik/arus sampai 2x lipat dari ACSR dengan ukuran/size konduktor yang sama (misal ACSR size 240 mm2) dan “andongan”/Sagging yang kecil dibanding ACSR (andongan/sagging = jika kita lihat di tower, konduktor melengkung ke arah bawah sepanjang jarak tower satu dengan yang lain).

Apa saja yang menjadi keunggulan konduktor ACCC/TW ini ?

Keunggulan pertama adalah dapat meningkatkan daya hantar arus yang lebih besar dengan tetap mempertahankan ukuran/size konduktor yang relatif sama dengan ACSR tsb.

Gambar 02 (luasan penampang/filling factor)

ACCC 3D Penampang      ACCC 3D 01

Mari kita lihat dengan seksama gbr di atas….

Pada gbr ACSR sangat jelas sekali terdapat celah2 kosong diantara susunan kawat – kawatnya.

Bandingkan dengan gbr ACCC/TW, dengan bentuk kawat seperti trapesium (trapezoidal), celah kosong dapat terisi dengan baik. Celah kosong yang terisi itu tentu saja akan menambah luasan penampang dari konduktor tersebut tanpa harus merubah diameter konduktor nya (ie. Diameter konduktor tetap). Otomatis, semakin besar luasan penampangnya, tahanan konduktor pasti akan lebih kecil (lebih baik) dan arus listrik akan mengalir lebih besar. Keadaan di atas biasa disebut “Filling Factor” atau Tingkat Pengisian Material (ie. Aluminum).

Umumnya type konduktor Round (RM) seperti ACSR mempunyai filling factor antara 80 – 85 %

Sedangkan ACCC/TW, dapat mencapai 93 – 94 %. Ini artinya hanya tersisa 6 – 7% ruang kosong/celah dari keseluruhan penampang konduktor (100% – 94% = 6%). Pada ACSR, cukup banyak ruang kosong yaitu sebesar 15% -20%%.

Keunggulan yang kedua adalah tingkat “andongan” / “sagging”  yang kecil dibandingkan dengan ACSR.

Saat ACSR diberi beban arus listrik yang besar, maka akan timbul panas yang menyebar keseluruh kawat dan penggantungnya (steel strand). Dalam kurun waktu tertentu, karena faktor pemuluran/elongasi kawat aluminum dan steel strand, ditambah berat konduktor itu sendiri, maka berangsur angsur konduktor akan membentuk andongan/melengkung ke arah bawah.

Untuk mengatasinya, maka pada ACCC/TW, dibuatlah bahan pengganti steel strand tsb. dengan menggunakan material Composite. Composite yang mempunyai bahan dasar karbon ini mempunyai berat yang lebih ringan , kekuatan tarik lebih besar dari steel strand, serta tingkat pemuluran yang kecil, ditambah ketahanannya terhadap suhu tinggi.

Composite Core

accc-ilmukabelcom

Dengan sifat Composite seperti itu, maka andongan/sagging jelas lebih kecil dibandingkan ACSR. Sebagai ilustrasi, berikut adalah gambarannya :

sag jpg

Hal ini penting, mengingat area bebas dari tanah ke konduktor atau bangunan dll. menjadi salah satu syarat dalam instalasinya.

SAG CALCULATION

Watch video for sag calculation (Lisbon Vs ACSR)

 

 

Untuk keunggulan berikutnya akan saya bahas part 2 (KEUNGGULAN ACCC/TW)

“So….mana yang lebih baik mas bro…..ACSR atau ACCC/TW ? “

Jangan dijawab dulu sebelum lihat kelanjutannya….